Monday 11 February 2013

STUDI KRITIS TERHADAP ILMU KALAM


Ada tiga aspek kelemahan dalam Ilmu Kalam, yaitu :
1.      Aspek Episteomlogi
Yang dimaksud disini adalah cara yang digunakan oleh para pemuka aliran kalam menyelesaikan persoalan kalam, terutama ketika mereka menafsirkan Al Qur’an. Bahkan demi membela sudut pandang tertentu, penafsiran-penafsiran teologis umumnya telah mendekati Al Qur’an secara atomistik dan parsial serta  terlepas dari konteks kesejarahan dan kesusastraannya. Pemaksaan gagasan asing ke dalam Al Qur’an juga merupakan gejala yang mewabah.
Berkaitan dengan kritik yang ditujukan kepada epistomologi ilmu kalam, M. Iqbal melihat adanya anomali (penyimpangan) lain yang melekat dalam litearatur ilmu kalam klasik.
2.      Aspek Ontologi
Ilmu Kalam Harus diakui bahwa diskursus aliran-aliran kalam yang ada hanya berkisar pada persoalan-persoalan ketuhanan dan yang berkaitan dengannya yang berkesan  “mengawang-awang” dan jauh dari persoalan kehidupan manusia. Kalaupun tetap dpertahankan bahwa diskursus aliran kalam juga menyentuh persoalan kehidupan manusia, persoalan itu adalah sesuatu yang terjadi pada masa lampau.
3.      Aspek Askiologi
Kritikan yang dialamatkan pada aspek aksiologi ilmu kalam yang menyangkut pada kegunaan ilmu itu sendiri dalam menyingkap hakikat kebenaran. Muhammad Abduh mempunyai kesan yang hamper sam dengan pendahulunya. Dengan  menyitir sebuah hadis, “tafakkaru fi khalqillahi…….”,ia beranggapan bahwa objek penelaahan dan penelitian akal pikiran manusia, pada dasarnya adalah sifat-sifat dasar dari segala fenomena yang ditemui dalam kehidupannya. Dari penelitian sifat dasar tersebut, akan ditemukan hukum-hukum sebab akibat yang melatarbelakanginya. Di luar wilayah itu, akal pikiran tidak dapat menembusnya.

No comments:

Post a Comment